Tuesday, September 21, 2010

CHILDREN of HEAVEN

Buku ini mengisahkan perjuangan seorang anak laki-laki 9 tahun, Ali, yang berusaha mendapatkan sepatu baru untuk adiknya Zahra. Sepatu Zahra hilang setelah diperbaiki Ali dipasar dan akhirnya Zahra pergi ke sekolah memakai sepatu Ali. Zahra masuk pagi dan Ali masuk siang sehingga mereka bergantian memakai sepatu ke sekolah, dan hampir setiap hari Ali terlambat sampai ke sekolah dan tak jarang kepala sekolah menghukumnya. Kehidupan mereka yang pas-pasan semakin sulit karena ibunya sakit kangker sehingga gaji ayahnya banyak dikeluarkan untuk biaya berobat ibunya.
Dan akhirnya Ali mengikuti lomba lari karena diberitahukan bahwa hadiah ketiga adalah sepatu sehingga dia berniat mendapat peringkat tiga yang pada akhirnya dia mendapat nomor satu. Ali tidak senang mendapat peringkat pertama karena dia ingin nomor tiga supaya mendapat hadiah sepatu untuk adiknya Zahra.  Yang pada akhirnya usaha dan do’a mereka mendapat jawaban dari Allah dimana biaya berobat ibunya ditanggung oleh kantor ayahnya sehingga ayahnya bisa membelikan mereka berdua sepatu.
Buku ini memberikan inspirasi bahwa cinta dan kasih sayang yang kuat akan menumbuhkan semangat untuk berjuang. Walaupun keadaan susah tapi sekolah tetap yang utama. Dan keinginan ayahnya yang kuat agar anak-anaknya berada dilingkungan yang baik menunjukkan orangtua yang turut bertanggungjawab akan masa depan anaknya. Dan yang paling menonjol dalam cerita ini adalah kepasrahan kepada Sang Pemilik Hidup melalui sholat lail yang mereka lakukan setiap malam. 

Monday, September 20, 2010

101 DATING


Buku ini bercerita tentang seorang gadis Jo yang tomboy, kisah dimulai saat jawaban 'ya' Jo atas pertanyaan Kas teman laki-lakinya "maukah kau jadi pacarku ?" walaupun ragu dengan terpaksa ia menjawab karena ia malu dilihatin oleh penumpang KRL, karena kejadian itu di stasiun kereta. Model pacaran Kas dan Jo tidak seperti kebanyakan orang,mereka makan rame-rame dengan teman-temannya, kalaupun jalan berdua hanya saat naik kereta sempat Kas mengajak nge'date' Jo dan karena usul Jo akhirnya nge'date'nya olah raga pagi. Sempat Kas protes kepada Jo tapi Jo malah balik bertanya apa beda pacar dengan teman dan semua jawaban Kas dapat disangkal oleh Jo. Intinya keuntungan dari pacaran gak ada beda dengan keuntungan punya teman. Sikap Jo yang seperti ini berkat nasehat kakak-kakaknya yang disebut Jo sebagai 'makhluk steril' "Jo pacaran boleh aja tapi nanti setelah menikah. Pacaran sebelum nikah gak ada gunanya karena yang ditampilin hanya baik-baiknya saja dan bisa mengarah pada zina." Dalam perjalanan pacaran mereka beberapa teman Jo hamil diluar nikah dan ditinggal lari pacarnya, hal ini membuat Jo berfikir ulang tentang arti pacaran. Dan memang sejak mengenal Jo, Kas berubah menjadi sosok yang menghargai perempuan walau sebelum dengan Jo ia sudah pacaran 12 x. Dan akhirnya Kas lah yang memutuskan hubungannya dengan Jo dan mengatakan "Aku belum berani bertanggungjawab atas dikapku nanti padamu."
Buku ini sangat bagus untuk dibaca terutama para remaja selain bahasanya ringan dan gaul juga mengandung banyak hikmah diantaranya, yaitu : 1.cara kakak-kakak Jo saat menasehati tidak dengan memaksa tapi menunjukkan bukti baik dan buruknya 2. kita juga mendapatkan hal-hal yang membuktikan negatifnya pacaran karena status pacaran merupakan terbukanya pintu kesucian oleh syetan yaitu mereka berhak berdua-duaan, bersentuhan, berpelukan, berciuman bahkan atas nama cinta menyerahkan kesuciannya

Tuesday, July 27, 2010

Mengenali Ketidaknyamanan Diri

Setiap orang pasti pernah mengalami ketidaknyamanan terutama pada situasi yang baru. Rasa tak nyaman ini sering membuat kita salah tingkah, maksudnya mau ngapa-ngapain selalu salah, perasaan gak tenang, gak mood. Itulah yang saya alami ketika saya baru pertama kali tinggal di luar negeri. Saya harus beradaptasi dengan orang-orang yang benar-benar asing baik dari penampilan dan bahasa. Dan cara saya mengatasinya adalah dengan mengenali ketidaknyamanan yang saya rasakan. Saya tahu bahwa ketidaknyamanan ini adalah proses pembelajaran diri dalam beradaptasi. menyesuaikan impian dan realita.
Cara yang saya lakukan saat itu adalah (dengan bercermin) :
1. Tanyakan dalam dirimu "siapa atau apa yang menyebabkan kau merasa tidak nyaman ? Apakah karena faktor dari dirimu sendiri atau karena faktor ekternal misal informasi orang lain atau sikap orang lain kepadamu ? Jika jawabannya karena faktor dari luar dirimu maka carilah 1001 atau lebih alasan yang membaikkan dirimu untuk tetap menjalaninya. Tapi jika ketidaknyamanan bersumber dari dalam dirimu sendiri maka...
2. Tanyakan dalam dirimu "apa yang bisa kulakukan untukmu agar kau merasa nyaman dan bahagia ?" Jika tak ada jawaban kecuali kau harus berhenti dari pengalaman baru ini maka berhentilah dengan bijak karena boleh jadi kau akan bertemu dengan kondisi yang sama di masa depan (bukankan roda kehidupan itu berputar ?) dan saat itu kau tidak akan berhenti seperti saat ini tapi kau akan berhasil menjalaninya dengan kebijakan yang kau ambil saat ini. Tapi jika jawabannya bahwa kau bisa melaluinya dengan cara-cara yang lebih nyaman maka yakinlah bahwa ini adalah proses pembelajaran yang membaikkan dirimu menjadi sosok yang kuat.
Pilihan ada di tangan kita masing-masing, tidak ada yang salah dan benar dari setiap sikap yang kita ambil. Itu semua adalah proses.